Psikologi FK UNAND Edukasi Manajemen Stres bagi Pasien Rehabilitasi di Yayasan Pelita Jiwa Insani

Psikologi FK UNAND Edukasi Manajemen Stres bagi Pasien Rehabilitasi di Yayasan Pelita Jiwa Insani

Padang – Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Yayasan Pelita Jiwa Insani, Kuranji, Padang, pada Selasa, 17 Juni 2025. Mengangkat tema “Penguatan Diri dan Manajemen Stres pada Penyalahgunaan Napza”, kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai bagian dari komitmen akademik dalam isu kesehatan mental dan pemulihan adiksi.

Psikolog klinis sekaligus dosen Psikologi FK UNAND, Dwi Puspasari, M.Psi., Psikolog, membuka sesi edukasi dengan menjelaskan hakikat stres. “Stres bukanlah semata sesuatu yang negatif. Ia bisa menjadi sinyal penting dari tubuh untuk mengenali bahwa ada yang salah dan butuh ditangani,” ujarnya di hadapan para peserta rehabilitasi.

Dalam sesi interaktifnya, psikolog kelahiran Surabaya tersebut mengajak peserta untuk mengenali sumber tekanan mereka melalui alat sederhana yang ia sebut sebagai “Peta Stresku”. Melalui pendekatan ini, pasien diminta mengidentifikasi pemicu stres, emosi yang muncul, serta gejala fisik atau psikologis yang menyertainya. “Semakin kita mengenal pola stres pribadi, semakin kita bisa mengelolanya dengan baik,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sekitar. “Ketika stres datang, cobalah untuk bercerita. Orang-orang yang mau mendengarkan biasanya adalah mereka yang peduli dan menjadi sistem pendukung penting dalam proses pemulihan,” lanjutnya.

Di akhir sesi, Dwi Puspasari membagikan beberapa teknik manajemen stres yang aplikatif, salah satunya adalah membuat jurnal harian untuk merekam perasaan dan peristiwa penting yang dialami setiap hari. Ia berharap, metode ini dapat menjadi kebiasaan baru yang membantu para peserta menjalani hidup yang lebih sehat setelah keluar dari tempat rehabilitasi.

Ketua Yayasan Pelita Jiwa Insani, Ns. Syafrizal, S.Kep., MKM, mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, pendekatan edukatif sangat relevan dan bermanfaat dalam proses pemulihan. “Kegiatan seperti ini perlu lebih sering dilakukan. Kami terbuka untuk kolaborasi dengan pihak eksternal yang ingin berbagi ilmu sesuai dengan kebutuhan pasien kami,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Tim Pengabdian, Siska Oktari, M.Psi., Psikolog, yang berharap kegiatan ini menjadi langkah awal kolaborasi lintas institusi. “Semoga kegiatan ini membawa manfaat nyata dan menjadi amal yang berdampak positif bagi semua pihak,” ujarnya dalam sambutannya.

Sejumlah peserta mengaku mendapatkan manfaat dari sesi edukasi tersebut. Salah satu pasien mengatakan bahwa materi yang disampaikan terasa dekat dan mudah dipahami karena disertai contoh-contoh konkret. “Saya jadi tahu bagaimana mengenali stres dan menghadapinya dengan cara yang lebih sehat,” ungkapnya.

Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk intervensi praktis yang menyasar langsung kebutuhan psikologis pasien rehabilitasi. Dengan pendekatan yang aplikatif dan berbasis pengalaman, materi yang disampaikan tak hanya informatif, tapi juga relevan dengan kondisi nyata para peserta. Tim Departemen Psikologi FK UNAND berharap kegiatan serupa dapat terus dikembangkan di berbagai institusi rehabilitasi lain, terutama yang masih minim akses terhadap edukasi kesehatan mental.

Languages »